BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah
(bahasa
Inggris: scientific
paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Karya
Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang
lain sebelumnya.
B.
Jenis-Jenis Karya Ilmiah Umum
Karya
ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang
menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang
bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses
berpikir deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah,
adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih
mendalam dari pada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang
diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan
penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga
diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja,
dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang
spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang
sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan
pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah
yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data
dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini
berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan
orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji,
penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
C. Tujuan Karya
Ilmiah
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil
(produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan,
terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah
yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
D. Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah
berikut:
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian
selanjutnya
Menurut
sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari
kegiatan tersebut.
1. Penulis dapat terlatih mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti
membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak
dibahas.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan
hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke
tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis dapat berkenalan dengan
kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau
katalog judul buku.
4. Penulis dapat meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelasdan
sistematis.
5. Penulis dapat memperoleh kepuasan
intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala
ilmu pengetahuan masyarakat.
E. Sistematika
Penulisan Karya Ilmiah
Walaupun tidak ada satu ketentuan yang dipandan terbaik tentang
sistematika penulisan skripsi, tesis, ataupun disertasi pada bagian ini
dikemukakan sistematika penulisan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh
para mahasiswa.
Bab-bab yang tercantum dalam sistematika hendaknya tidak dianggap sebagai
satu-satunya pilihan. Apa yan dikemukakan tersebut adalah jumlah bab minimal. Artiny,
jumlah bab dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
Sistematika tersebut ialah sebagai brikut :
1.
Judul, diseratai pernyataan
mengenai maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi
Judul diruuskan dalam satu
kalimat yang ringkas, komuikatif, dan afirmatif. Judul ars mencerminkan dan
konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian
dan metode penelitian.
2.
Nama dan kedudukan Tim
Pembimbing
Kedudukan Tim Pembimbing ini
ditempatkan dalam halaman khusus. Untuk skripsi S1 dan tesis S2 dapat digunakan
istilah TIM PEMBIMBING dengan kedudukan sebagai PEMBIMBING PERTAMA, PEMBIMBING
KEDUA, dn seterusnya. Sedangkan untuk disertasi S3 digunakan istilah PANITIA
DISERTASI dengan kedudukan sebagai PROMOTOR dan KO-PROMOTOR, sera ANGGOTA. Nama
Tim Pembimbing atau Panitia Disertasi harus ditulis lengkap dan benar. Begitu
juga gelar akademik maupu gelar-gelar lainnya.
3.
Pernyataan tentang keaslian
karya ilmiah
Pernyataan ini menegaskan
bahwa karya tulis adalah bear-benar karya mahasiswa yang bersangkutan dan bukan
jiplakan.
4.
Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian
yang mengatur para pembaca kepada permasalahan yang diteliti. Dalam kata
pengantar dapat pula dikemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi mahasiswa
kepada pihak-pihak yang telah membantu dlam menyelesaikan karya tulis
ilmiahnya. Ucapan terima kasih disampaikan secara singkat, dan sebaiknya tidak
merupakan bagian terpisah.
5.
Abstrak
Abstrak merupakan uraian
sinkat tetapi lengkap yang dimulai dengan judul, permaalahan, pendekatan terhadap
masalah, landasan teoritik yang digunakan, hasil temuan dan rekomendasi.
Abstrak ini cukup 1 (satu) halamn dketik satu spas.
Untu tesis dan disetasi,
abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan
ditempatkan sesudah halaman persetujuan pembimbing.
6.
Daftar Isi
Daftar isi merupakan
penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari skripsi, tesis, atu
disertasi. Daftar isi berfungi untuk mempermudah para pembaca mencari judul
atau sub judul isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub judul
yang ditulis dalam daftar isi haru langsung ditunjukan nomo halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman
awal sebelum BAB I digunakan angka Romawi kecil (misalnya i, ii, iv dst)
sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman terakhir digunakan
angka (1, 2, 3, dst).
7.
Daftar Tabel
Pada dasarnya, fungsi daftar
tabel ini sama dengan daftar isi, yakni menyajikan tabel secara berurutan mulai
dari tabel pertama sampai dengan tabel yang terakhir. Secara berurutan daftar
tabel ini menyatakan nomor urut tabel (denan dua angka Hindu-Arab) yang
masing-maisng menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab.
Contoh : Tabel I.3, artinya
tbel nomor 3 yang ditulis pada Bab I. Setiap nomor urut tabel diberi nomor
halaman yang menunjukan pada halaman mana tabel itu terletak. Judu tabel pada
daftar tabel ditulis dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal dari setiap
kata, begitu juga di dalam naskah.
8.
Daftar Gambar
Daftar gambar berfungsi utk
mnyajikan gambar secara berurutan dengan masing-masing disebutkan nomor urut
gambar dengan menggunakan dua angka huruf Hindu-Arab seperti pada daftar tabel.
Judul gambar ditulis dengan huruf besar untk setiap huruf awal dari setiap
kata. Seperti halnya penulisan judul tabel. Setiap judul gambar disertai nomor
urut halaman tempat gambar terletak.
9.
Daftar Lampiran
Daftar lampiran ini
mempunyai fungsi yang sama dengan daftar-daftar yang lain yakni menyajikan
lampiran secara berurutan. Dalam daftar lampiran disajikan Nomor Urut Lampiran
(dengan satu angka Hindu-Arab), Nama Lampiran, dan Nomor Halaman tempat
masing-masig dimana lampiran terletak.
10.
Bab I Pendahuluan
Bab I skripsi, tesis,
disertasi tentang pendahuluanmerupakan bagian awal dari skripsi, tesis,
disertasi. Pendahulun ini berisi :
a.
Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar
belakang masalah ini bermaksud membeberkan mengapa masalh yang diteliti ini
timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan
keperntingan pembangunan. Yang oerlu disajikan dalam latar belakang masalah
adalah apa yang membuat peneliiti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah
tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan
gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran
untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau dIutarkan kerugian-kerugian
apa yanng bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan
keuntungan-keuntungan apa yang iranya bakal diperoleh apabila masalh tersebut
diteliti.
b.
Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan
pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Hal yang dapat menolong mahasiswa
keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yng luas
dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil para pakar terdahulu dalam
bdang-bidang yang terkait dengan maalh yang akan diteliti. Dalam rumusan dan
analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang dalam
penelitian beserta definisi operasionalnya, untuk memperudah, maka rumusan
masalah dapat dinyataka dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian
tentang masalah penelitian.
c.
Tujuan Penelitian/Studi
Rumusan tujuan
penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setlah penelitian
selesai diakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan ini harus konsisten dengan rumusan
masalah dan mencerminkan pula proses penelitian. Rumusan tujuan penelitian tdak
boleh sama dengan rumusan maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang
ditulis dalam halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
d.
Aumsi
Fungsi asumsi dalam sebuah
skripsi, tesis, atau disertasi merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka
penulisan skripsi, tesis, atau disertasi itu. Asumsi dapat berupa teori,
evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya,
asumsi tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak dipersoalkan atau
dibuktikan lagi kebenarnanya. Sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan
diteliti pada masa itu. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi
hipotesis.
Asumsi ini harus dirumuskan
dalam bentuk deklaratif. Jadi bukan kalmat bertanya, kalimat menyeluruh,
kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
e.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang
dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji
kebenaannya. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau
diterima.
Hipotesis ini harus dibuat
dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat
deskriptif, yang bermaksud mendeskripsian masalah yang diteliti, hipotesis idak
perlu dibuat, oeh karena memang tidak pada tempatnya.
Hipotesis penelitian harus
dirumusan dalam kalimat afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam
kalimat bertanya, klimat menyeluruh, kalimat menyarankan, atu kalimat
mengharapkan.
f.
Metode Penelitin
Metode penelitian yan
disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, sedangkan rinciannya
dikemukakan pda Bab III. Kedalam metode penelitian ini dimasukan teknik atau
teknik-teknik pengumpulan data, dalam hal ini, dapat disebut metode penelitian
historis, deskriptif, inferensial, atau ksperimental. Sedangkan dalam hal
teknik pengumpulan data dapat disebut teknik angket, wawancara, observasi
parsitipatif, obserpvasi non-partisipatif, atau tes. Jika dipandang perlu dapat
pula dimasukan pendekatan sosiologis, pendekatn edukatif, dan sebagainya. Ke
dalam bab ini jug dimasukan proes pengembangan instrumen penelitian, bila ada
instrumen yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
g.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Disampin menyebutkan lokasi
dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus dsebutka alasan mengapa
penelitian itu dilakukan di tempat itu dan dengan subyek penelitian itu. Alasan
ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rmusan masalah, latar belakang,
dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.
11.
Bab II Kajian Putaka /
Kerangka Teoritis
Kajian pustaka sangat
penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka ditunjukan
kedudukan suatu pnelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang
diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini:
(a)
Apakah teori-teori utama dan
teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b)
Apa yang telah dilakukan
oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana
mereka melakukannya (prosedur, subyek),
(c)
Apa yang teah diketahui (berdasarkan
hasil-hasil penelitian) dalam bidang yang diteliti,
(d)
Setelah peneliti melakukan
kajian secara komprehensif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu
diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini ditengah peelitian-penelitian
sejenis sebelumnya.
Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi
dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK
karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian
pustaa dapat dituangkan dalam dua bab, masing-masing mengemukakan tentang
teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu ya relevan, dan bab lainnya
menjelaskan secara rinci teori yang dgunakan dalam penelitian in.
12.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini merupakan pnjabaran
lebih rinci tentang metode penelitian yang secar garis besar telah disinggung
pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang diteliti
dalam penelitian juga dijelaskan dalam Bab ini. Smua prosedur dan
tahapan-tahapan peneltian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan
dalam Bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang instrumen yang digunakan
beserta proses pengembangan dan uji validitas dan relibilitasnya. Sangat
penting untuk dijelaskan mengapa suatu teknik atau prosedur / metode dipilih
oleh peneliti.
13.
Bab IV Pembahasan
Hasil-Hasil Penelitian
Dalam bab ini dilaporkan
hail-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, ata
hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian dikuti oleh pembahasan. Dalam
pembahsan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbua
untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan
hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga sikap tidak
segan-segan mengemuakan hasil-hasil penelitiannya tu secara apa adanya tanpa
meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula
disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan sehingga
penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu oleh karena penulisan
ranguman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi
semua komponennya telah diapukan menjadi sau kesatuan yang utuh dan dituangkan
ke dalam satu urayan yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu
sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusan yang digunakan
sebelumnya.
14.
BAB V Kesimpulan dan
implikasi / Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan
penafsiran / pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil
penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada penafsiran, maka
kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam penulisan kesimpulan dapat
ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut: (a) dengan cara butir demi
butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti
skrpsi, terutama untuk tesis dan disertas makna pnulisan kesimpulan dengan cara
esei padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir
Implikasi atau rekomendasi
yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijaan,
kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti
berikutnya ang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
15.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua
sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain
dari internet) atau tercetak (misalnya CD, Video, film, atau kaset) yang pernah
dikutip atau digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Semua sumber tertulis atau
tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Dipihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah digunakan dalam penulisan karya
tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar
pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Cara penulisan daftar
pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis / tercetak
yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jark antara bars satu
spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan
adalah dua spasi.
16.
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran beisi
semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya
menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diber nomor urut sesuai dengan
urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut lampiran ini juga diberi
Judul Lampiran. Nomor urut lampiran akan memudahkan pembaca untuk mengaitkannya
dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran terssebut terdiri atas dua
angka Hindu-Arab dengan diselang satu tanda penghubung dimana angka depan
menyatakan nomor urut bab yang bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor
urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.
17.
Riwayat Hidup Penulis
Riwayat hidup dibuat secara
padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak
semua informasi tentang yang brsangkutan. Cakupannya adalah: nama lenkap,
tempat dan tanggal lahr, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan
(bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya
ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atu diterbitka (untuk S2 dan S3).
Riwayat hidup dibuat dengan gaya butir perbutir dapat pula dengan gaya esei
padat. Dalam skripsi, tesis, atau disertasi, gaya yang kedua lebih tepat
daripada gaya yang pertama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan mengetahui penjelasan
tentang bagaimana karya tulis ilmiah baik pngertian, jensi-jenis karya ilmiah,
tujuan dari penulisan karya ilmiah, dan manfaat dari penulisan karya ilmiah
penulis berharap lebih termotivasi dalam membuat karya tulis ilmiah. Ditambah
dengan sistemataka penulisan karya ilmiah sebagai pedoman dalam penulisan karya
ilmiah yang bisa memudahkan penulis untuk membuat karya tulis ilmiah yang baik
DAFTAR
PUSTAKA
Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar