BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sains merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta yang empiral pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Sains ini diperoleh dengan cara yang terkontrol dan berlaku umum yang berupa kumpulan eksperimen serta data yang lebih nyata. Oleh karena itu, mata pelajaran sains di sekolah dasar merupakan suatu bentuk ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh lewat hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia yang tersusun secara sistematis yang membutuhkan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
Mata pelajaran sains di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dapat mengembangkan kognitif, afektif, psikomotorik, kreativitas serta melatih siswa dalam berpikir kritis dalam memahami fenomena-fenomena yang terjadi di alam atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga siswa dapat memecahkan masalah tentang isu-isu sosial dalam masyarakat yang menjadi tantangan hidup dan mampu mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Jadi penekanan dalam pembelajaran sains adalah bagaimana seorang guru dapat mengembangkan pemahaman siswa dalam mengelola pemikirannya untuk menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang lain di lingkungan sekitarnya sehingga memperoleh suatu ide atau gagasan yang baru tentang suatu objek yang diamati dan memikirkan cara pemecahan masalahnya.
Sains merupakan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara terkontrol dan sistematik serta dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sains seyogyanya diciptakan kondisi agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu terhadap permasalahan alam sekitar. Sehingga siswa dapat menggali potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk dikembangkan dan nantinya dengan potensi yang dimiliki siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah apalagi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Bruner (Samatowa 2006: 23) bahwa ”perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif”. Hudoyo (Samatowa 2006: 25) mengatakan bahwa:
Untuk mempelajari suatu materi sains yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar sains tersebut. Apalagi diajarkan menurut cara yang tepat lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar misalnya diajarkan dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).
Dimana dengan pendekatan ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita sebagai akibat dari pengembangan atau penggunaan teknologi yang meresahkan kehidupan masyarakat. Dan dalam proses pembelajarannya siswa diajak untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan dasar atau menerapkan prinsip-prinsip sains.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sains sekolah dasar ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu kajian materi tersebut adalah jenis bahan dan keguanaanya. Konsep tersebut harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar, dimana konsep ini sangat berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu guru sebagai pengajar perlu menanamkan konsep dengan baik agar dapat dipahaminya sehingga siswa mengerti dan paham tentang konsep tersebut.
Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu pendekatan sains teknologi masyarakat disebut sebagai pendekatan terpadu antara sains dan isu-isu teknologi yang ada dalam masyarakat. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian guru sains dapat menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan pendapat Myers (Asyari 2006: 34) yang menyatakan bahwa ”pendekatan STM efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam diri siswa dan dalam penerapannya di lapangan diharapkan dapat menunjukan kemampuan menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari”.
Dari penjelasan di atas, tampak bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM memungkinkan anak dapat menghubungkan hal-hal yang telah di pahami dengan fenomena-fenomena yang ada di lingkungannya sehingga dapat menguatkan pemahaman terhadap suatu permasalahan atau memperoleh pemahaman yang baru yang berkaitan dengan kehidupan keseharian siswa tersebut. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang fenomena atau objek yang diamati.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apa pengertian pendekatan Sain Teknologi Masyarakat (STM)?
2. Bagaimana keunggulan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM)?
3. Bagaimana langkah-langkah penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM)?
3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pendekatan Sain Teknologi Masyarakat (STM)
2. Untuk mengetahui keunggulan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM)
3. Untuk mengetahui keunggulan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Pendekatan (STM) Sains Teknologi Masyarakat merupakan terjemahan dari science technology and society approach (STS) yang merupakan pendekatan pembelajaran, dikembangkan berdasarkan pada filosofis kontruktivisme. Pendekatan pembelajaran tersebut telah berkembang pesat di Amerika dan Inggris sejak awal tahun 1970-an. Pendekatan STM ( Sains Teknologi Masyarakat ) didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 1990-an yang telah diuji coba dan dilakukan di berbagai sekolah di Jawa Barat dan daerah lain di Indonesia.
Sedangkan menurut para tokoh lain bahwa pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kontekstual yang dapat membantu siswa untuk membuat pelajaran menjadi lebih berarti. Karena di dalam Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini berkatain dengan kehidupan yang nyata, dimana dalam pembelajaran yang bersumber dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) disini siswa memilik perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh kepada kemampuan menyerap dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa ke semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belaajr, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan beberapa penerapan dalam kegiatan pembelajaran:
a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori. Untuk mengatasi hal-hal ini maka perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep dan prinsip pada diri siswa.
b. Pengalaman intelektual, emosional dan fisik
Pengalaman ini dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal. Ini berarti kegiatan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada siswa memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah keterampilan memproses semua fakta, konsep dan prinsip sangat dibutuhkan.
c. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi
Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara memproses dan memperoleh kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan mengarahkan siswa pada kesadaran keterbatasan manusiawi dan keunggulan manusiawi, apabila dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 135 – 138).
Menurut Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) ada empat macam penerapan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran yaitu:
- Menyadari hubungan yang kompleks antara ilmu, teknologi dan masyarakat
- Mengerti dan mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perubahan besar sebagai akibat perkembangan IPTEK serta dampak-dampak bagi individu dan masyarakat.
- Mampu membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan teknologi dala masyarakat khususnya yang melibatkan unsur-unsur sosial, seperti lingkungan, energi, kependudukan, bio genetika, teknologi, maknan, transportasi dan lain-lain.
- Secara realistik dapat memproyeksikan alternatif masa depan beserta konsekwensi positif dan negatifnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu, di bidang ilmu pendidikan dikembangkan pula berbagai metode mengajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien. Materi pelajaranpun dikembangkan karena telah banyak perubahan yang terjadi atau telah banyak ditemukan pengetahuan yang lebih mendalam sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
- Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat karena:dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) dan oleh karenanya mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret (jelas dan nyata) serta mudah diingat.
- Pendidikan membina anak-anak yang berasal dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat.
- Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang mungkin guru sendiri belum mengetahuinya.
- Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang berdidik dan anak didikpun membutuhkan masyarakat (Munawarah, 2004 : 6-7).
2. Keunggulan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Menurut Wahyudi, dkk dalam Munawarah (2004 : 7) ada beberapa keunggulan yang dapat diperoleh dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu:
a. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi tujuan
- Meningkatkan keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping keterampilan proses.
- Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
- Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.
b. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran
- Menekankan keberhasilan siswa
- Menggunakan berbagai strategi
- Menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi.
c. Keunggulan pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi
- Ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar
- Perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga diperhatikan.
- Kualitas efisiensi dan keefektifan serta fungsi program juga dievaluasi.
- Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu siswa.
3. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Ada bebrapa tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), yaitu:
- Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi dan eksplorasi) yang mengemukakan isu atau masalah aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.
- Dalam pembentukan konsep yang siswa membangun atau mengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
- Tahap aplikasi konsep atau menyelesaikan masalah yang menganalisis masalah atau isu yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.
- Tahap pemantapan konsep, di mana guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
Tahap evaluasi penggunaan tes untuk mengetahui penguasaan konsep siswa terhadap materi yang dikaji (www.dunia guru com.)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dikembangkan sebagai metode mengajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien. Materi pelajaranpun dikembangkan karena telah banyak perubahan yang terjadi atau telah banyak ditemukan pengetahuan yang lebih mendalam sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
Pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat karena:dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) dan oleh karenanya mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret (jelas dan nyata) serta mudah diingat. Pendidikan membina anak-anak yang berasal dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat. Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang mungkin guru sendiri belum mengetahuinya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang berdidik dan anak didikpun membutuhkan masyarakat (Munawarah, 2004 : 6-7).